#30DayMapChallenge 2022: an Epitome [Part 2]
You will either have to live with the pain of discipline or with the pain of regret
*This is the second part of my #30DayMapChallenge 2022 highlights, you can see the first part here.
*Ini adalah bagian kedua dari highlights #30DayMapChallenge 2022 saya, and dapat melihat bagian pertama di sini.
I learned many tools and software in 2022, especially in the #30DayMapChallenge event. If I were asked to choose the best one in 2022, it would be Figma. Basically, Figma is used for User Interface (UI) and User Experience (UX) design. Still, I found that Figma is a versatile application, plus Figma is web-based, so there’s no need to install it on our computer.
Saya belajar banyak tools dan software baru di tahun 2022, terutama dalam event #30DayMapChallenge. Jika disuruh memilih mana yang membuat saya menyesal kok nggak dari dulu memakainya adalah Figma. Pada dasarnya Figma difungsikan untuk desain User Interface (UI) dan/atau User Experience (UX), tapi saya menemukan bahwa Figma adalah aplikasi yang versatile dan tidak terbatas hanya pada desain UI/UX, ditambah Figma ini web-based jadi tidak perlu install di komputer.
As a web-based design platform, Figma is certainly different from other platforms. Let’s say Canva as the more popular platform. Even though Canva has rich templates and elements, Figma offers many tools and plugins for various functions. Those familiar with Adobe products, such as Photoshop or Illustrator, will find it easy to adapt since Figma has a multi-functional Pen Tool. Well, the minus one is Figma isn’t as user-friendly as Canva.
Sebagai web-based platform untuk membuat desain, Figma tentu berbeda dengan platform lainnya, sebut saja yang lebih populer yakni Canva. Meskipun Canva memiliki stok template desain serta elemen yang melimpah, tapi Figma menawarkan banyak tools dan plugin untuk berbagai fungsi. Bagi yang familiar dengan produk Adobe, entah Photoshop atau Illustrator, pasti cepat beradaptasi apalagi Figma memiliki Pen Tool yang multifungsi. Yah meskipun tampilan antar muka Figma tidak se-user friendly Canva sih.
Day 11 — Colour Friday : Red
Demographics is always an interesting issue, especially since experts predict Indonesia will face a demographic bonus in 2030. Geospatial technologies can help implement population management to become fundamental things for decision-making, development planning and budget allocation in an area.
Kependudukan adalah topik yang selalu menarik untuk di bahas, apalagi para ahli memprediksi Indonesia mengalami bonus demografi pada tahun 2030. Data geospasial dapat membantu pelaksanaan manajemen kependudukan untuk menjadi dasar dalam penentuan kebijakan, perencanaan pembangunan sampai alokasi anggaran di sebuah wilayah.
This is the top 10 Indonesian cities with the highest population density of 1sqkm. Bekasi, Tangerang, Depok and Bogor are in the top 10, but I decided not to include them to highlight cities in other regions or islands.
Berikut ini adalah kota-kota di Indonesia dengan kepadatan penduduk dalam satu kilometer persegi. Kota-kota di Jabodetabek seperti Bekasi, Tangerang, Depok dan Bogor sebenarnya termasuk ke dalam 10 besar kota dengan penduduk terbanyak. Namun, sengaja tidak saya masukkan untuk memberi sorotan pada kota di wilayah ataupun pulau lain.
Tools:
1. Figma
2. QGIS
Source :
1. Population Density
Day 12 — Scale
I pick the 10 largest islands from more than 17 thousand in Indonesia in this list. Also, I made the actual scale, so you can easily compare and calculate how crowded Java is, with 150 million people compared to Papua, which only has 4.3 million (2020).
Saya pilih 10 pulau terbesar dari 17 ribu pulau di Indonesia ke dalam daftar ini. Ukurannya saya buat real, jadi bisa langsung di komparasi dan dibayangkan betapa sempitnya Pulau Jawa dengan penduduk 150 juta jiwa dibandingkan Pulau Papua yang hanya punya 4,3 juta jiwa (2020).
Each island has its uniqueness, whether its people, culture or natural resources. So, which island do you live on? Oh, or which one have you ever visited?
Tidak ada yang paling istimewa karena setiap pulau punya keunikannya masing-masing, entah manusianya, budayanya atau sumberdaya alamnya. Jadi, kalian tinggal di pulau mana? Oh, atau kalian pernah ke pulau mana saja?
Tools:
1. Figma
2. QGIS
Sources:
1. https://lnkd.in/g9_eugTZ
2. Global Administrative Areas (GADM)
3. Jawa — Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Day 13–5 Minute Map
Make a map in 5 minutes? Well, it’s EZ. Go to MAPID’s platform (GEO MAPID) on geo.mapid.io, create an account (if you already have one, just log in), then create a new project in the main dashboard. Open Map Editor on your project, search and import the data you want (you don’t even need to have any data before), finally the map is ready!
Membuat peta dalam lima menit? Well, itu adalah hal yang sangat mudah. Kalian tinggal pergi ke geo.mapid.io, buat akun (kalau sudah punya tinggal login saja), buat project baru di dashboard utama. Masuk ke Map Editor, impor data yang kalian inginkan dan peta sudah jadi!
You can also share the interactive map by changing the project visibility option to public and copy the Map Viewer link. GEO MAPID has SINI feature in Map Viewer to do location profiling as well.
Kalian juga bisa share peta interaktifnya ke siapapun dengan mengatur projectnya sebagai public. Selain itu ada fitur SINI di Map Viewer untuk location profiling juga.
Tool:
1. GEO MAPID
Day 14 & 15–Hexagons & Food/Drink
Hahaha, honestly I have no idea how to say ayam geprek in English. Is it crushed chicken, smashed chicken or chicken smackdown? Ayam is chicken in Indonesian, while geprek comes from Javanese terms for crushed or smashed on a surface. I think ayam geprek is a common menu in Indonesia nowadays, and become an easy option when I’m confused about what to eat.
Hahaha saya bingung Bahasa Inggrisnya ayam geprek tepatnya apa, crushed chicken, smashed chicken atau chicken smackdown? Geprek (keprek di kbbi) berasal dari istilah Jawa yang berarti dilumatkan dengan cara dipukul atau di tekan pada sebuah permukaan. Menurut saya ayam geprek sendiri menjadi menu yang sudah umum di Indonesia. Sejak saya kuliah bahkan sampai sekarang, ayam geprek jadi opsi yang ‘ya udahlah makan ini aja’ ketika saya bingung ingin makan apa.
I can guarantee there are ayam geprek restaurants on every corner of the city or close to where we live. So, I want to make sure and compare the locations of ayam geprek restaurants with the population aged 15–24 (assuming this age group is the largest target market or consumer). I chose Malang City, East Java because I spent a few years as a student, so I’m quite familiar with ayam geprek restaurants here.
Hampir pasti ada penjual ayam geprek di radius yang dekat dengan kita tinggal, jadi saya ingin membandingkan lokasi ayam geprek dengan jumlah penduduk usia 15–24 (asumsinya kelompok usia ini adalah konsumen atau target market terbesar). Saya pilih Kota Malang karena saya sempat tinggal beberapa tahun di sini untuk studi, bisa dibilang saya cukup familiar dengan lokasi penjual ayam geprek di Malang.
What I remember the most is Ayam Goreng Nelongso, Warung Mak Par, Waroeng Spesial Sambal (SS) and others that I can’t mention. Especially in Soekarno Hatta (Suhat) area, Sumbersari, Merjosari, MT. Haryono, Kerto-Watugong, Sigura-gura, Dinoyo and many more. About the map, both parameters show that the centre to the west area of Malang has high density, including the areas I’ve mentioned.
Paling teringat adalah Ayam Nelongso, Warung Mak Par, Waroeng Spesial Sambal (SS) dan masih banyak lainnya yang tidak bisa saya sebutkan. Terutama titik-titik yang sekitar kampus seperti Soekarno Hatta (Suhat), Sumbersari, Merjosari, MT. Haryono, Kerto-Watugong, Sigura-gura, Dinoyo, Tlogomas dan wilayah yang memiliki warna ungu pada peta.
The connection between the two parameters makes the maps more relevant. The central to western parts of Malang have high density, including the areas I’ve mentioned. Maybe you’re interested to use this map style to determine potential business locations based on competitor analysis to accelerate your business expansion?
Saya rasa petanya cukup relevan karena kedua parameter menunjukkan bagian tengah sampai barat Kota Malang punya kepadatan yang tinggi, termasuk daerah-daerah yang saya sudah sebutkan. Mungkin kalian tertarik menggunakan peta seperti ini untuk menentukan lokasi bisnis potensial berdasarkan analisis kompetitor untuk mengakselerasi ekspansi bisnis?
Tools:
1. Figma
2. QGIS
Sources :
1. Ayam geprek restaurants POI : Google Maps
2. https://lnkd.in/gAk4shdn
3. Population density
Day 16 — Minimal
Hillshade visualization is used to give a 3D impression for raster elevation data. I was bored with hillshade commonly made in GIS software , so I wanted to visualize it differently using Blender.
Visualisasi peta hillshade berfungsi untuk memberi kesan 3D pada sebuah data elevasi yang berformat raster. Saya ingin mencoba sesuatu yang beda yakni menggunakan Blender karena rasanya bosan dengan hillshade yang dibuat di perangkat lunak GIS pada umumnya.
This hillshade map processing is more complex than it looks. Well, because I’m a newbie to Blender, I still try to understand every tool. Other than that, I must limit the area of interest to only Bali island so that the rendering time is still relatively fast.
Pemrosesan peta hillshade ini tidak sesimpel tampilannya. Well, karena saya pengguna Blender pemula, jadi masih harus meraba-raba setiap tools yang ada di dalamnya. Selain itu, area of interest-nya saya batasi hanya menggunakan data Digital Elevation Model (DEM) sebesar Pulau Bali Saja supaya proses render-nya relatif masih cepat.
You can check out this tutorial if you’re interested in making this kind of map.
Jika tertarik membuat peta semacam ini, kalian bisa mengikuti tutorial ini.
Tools:
1. Blender
2. Figma
3. QGIS
Source :
1. DEM : https://lnkd.in/gMr3QvDu
Day 17 — A Map Without a Computer
I skipped today’s challenge, not blaming the hectic situation. Because no matter how busy I am, I think I still have an hour or two to spare, indeed I’m stuck and I have no ideas at all. Maybe this is called the art block.
Hari ini saya skip, bukan menyalahkan keadaan yang sedang sibuk. Karena sesibuk apapun saya rasa masih ada satu atau dua jam untuk disempatkan, memang saya sedang buntu, tidak ada ide sama sekali. Mungkin kalau istilah para pekerja seni hal ini yang dinamakan art block.
Making maps with beans, sunflowers, coffee grounds, speed drawing or finding map-like objects like last year? Ah, unfortunately these ideas recently came, as it’s already too late 🤦♂️.
Membuat peta dengan kacang, kuaci, bubuk kopi, speed drawing, atau cari objek yang bentuknya menyerupai peta seperti tahun lalu? Ah Sayangnya ide-ide ini terpikir baru-baru ini, saat sudah memasuki bulan Desember 🤦♂️.
Day 18 — Colour Friday: Blue
Today’s challenge difficulty was finding the exact locations of sea trenches, as the sources I found didn’t clearly show them. Even so, there was a mistake. I should have included the Mindanao Trench in the dark blue area in the north because I thought it had entered the Philippine region.
Kesulitan pada challenge hari ini adalah mencari titik-titik palung laut yang tepat, dari sumber yang saya temukan kurang menunjukkan secara jelas letaknya. Meski begitu tetap ada kesalahan, saya tidak memasukkan Palung Mindanao yang berwarna biru gelap di wilayah utara. Karena mentang-mentang ‘Mindanao’ saya jadi kira sudah masuk wilayah perairan Filipina, yah mau bagaimana lagi, sudah terlanjur.
None of the seven sea trenches on this list is located in the Java Sea. You know why? The Java Sea has a relatively ‘young age’. It was only formed around 12 thousand years ago at the end of the ice age, so the area of the Java Sea previously was land.
Tak satu pun di antara tujuh palung laut pada daftar ini yang terletak di Laut Jawa. Kalian tahu kenapa? Sebab, umur Laut Jawa relatif masih muda karena baru terbentuk sekitar 12 ribu tahun yang lalu ketika zaman es berakhir, dan sebelumnya Laut Jawa merupakan sebuah daratan.
Tools:
1. Figma
2. QGIS
Source :
1. Bathymetry
2. https://lnkd.in/gD4yD45Z
3. https://lnkd.in/g9mCBaPf
4. https://lnkd.in/gv-G2FTj
Day 19 — Globe
Another ‘lazy content’ doesn’t mean that demography is my favourite topic but I’ve prepared another theme for today’s challenge. I followed a tutorial from Blender Guru on YouTube to create a realistic globe visualization (here). I went through the whole process, but I got stuck in the last step, rendering. The file size is too large, I feel like I’ve wasted a lot of time 🥲.
Another ‘konten malas’, ini bukan berarti demografi adalah tema favorit, di balik itu saya sudah mempersiapkan tema yang lain untuk challenge hari ini. Saya mengikuti tutorial dari kanal YouTube Blender Guru untuk membuat visualisasi realistic globe (di sini). Semua proses sudah saya lalui, eh ndilalah kok stuck di langkah terakhir, render. Ukuran filenya terlalu besar, saya merasa telah membuang banyak waktu, sedih bukan?🥲
Finally, I tried the Foursquare Studio platform (formerly called Unfolded) which I had actually used for last year’s challenge. What else can I do, besides being tired of trial and error, after all, I can’t blame anyone if my computer breaks down.
Akhirnya saya coba platform Foursquare Studio (dulu bernama Unfolded) yang sebetulnya sudah pernah saya gunakan untuk challenge tahun lalu. Yah mau gimana lagi, selain sudah lelah untuk trial and error, lagipula siapa juga yang bertanggung jawab kalau komputer saya mbledos.
Interactive Map
Foursquare Studio Platform
Source :
1. https://lnkd.in/gCR9eMSX
Day 20 — My Favourite…
If there is ‘lazy content’, today’s map is ‘total effort content’. Initially, I wanted to bring up the football theme because it fits with the World Cup 2022 momentum. But how come it feels like other people will take that theme too? So, I took another theme that (hopefully) people rarely be an option, one of my favourite sports, Formula 1 (F1). Besides making a lot of layers and objects, I also turned the information from the text into a chart so we could easily understand the insights.
Kalau ada ‘konten malas’, nah peta hari ini adalah ‘konten butuh effort’. Awalnya saya ingin membawa tema sepak bola karena tepat dengan momentum menyambut piala dunia 2022. Tapi kok rasanya ada orang lain yang mengambil tema itu juga, kan di sini saya ceritanya (sok) idealis. Jadi saya ambil tema lain yang semoga jarang dipilih orang, salah satu olahraga favorit saya, Formula 1 (F1). Bagaimana nggak effort, selain membuat banyak layer dan objek, saya juga mengubah informasi teks menjadi chart supaya insights-nya mudah ditangkap.
The F1 value has been taken to a new level and has attracted millions of new fans since the first season of the Netflix documentary series, Drive to Survive in 2019. The climax when Max Verstappen and Lewis Hamilton pushed each other to the last breath, the last lap on the last grand prix of the 2021 season in Abu Dhabi, breathtaking!
Value F1 telah di bawa naik setinggi-tingginya dan menarik jutaan penggemar baru sejak serial dokumenter Netflix yaitu Drive to Survive musim pertama rilis di 2019. Puncaknya ketika Max Verstappen dan Lewis Hamilton saling push sampai nafas terakhir, lap terakhir, seri terakhir musim 2021 di Abu Dhabi.
When major aero regulation changes in the 2022 season, the hope is that a new team will emerge to disrupt the Mercedes and Red Bull rivalry. Unfortunately, the reality was the opposite. Absolute dominance by Red Bull.
Ketika perubahan regulasi besar-besaran sektor aerodinamika diterapkan di musim 2022, harapannya akan muncul tim baru yang mengganggu persaingan Mercedes dan Redbull. Namun sayangnya adalah kebalikannya, dominasi absolut oleh Red Bull.
Ferrari started the season with a promising performance. Still, as the season progressed, they declined and often ruined the possibility of reaching maximum results with bad race management. You can see that Ferrari has the most poles, but they can’t turn them into wins. Meanwhile, Mercedes was even more ironic, the king of the hybrid era from 2014 to 2020 struggled to adapt, and they still had a porpoising issue until the last race. Their performance improved in the second half of the season and they stole one victory through George Russel at Interlagos, Brazil.
Awal musim Ferrari sempat terlihat menjanjikan, seiring musim berjalan mereka malah menurun dengan manajemen balapan mereka yang sering ‘membagongkan’. Sementara itu Mercedes lebih ironis lagi, setelah menjadi raja era mesin hybrid dari 2014–2020, mereka kesulitan beradaptasi di musim 2022. Untungnya di paruh kedua musim performa mereka membaik dan sempat mencuri satu kemenangan lewat George Russel di Interlagos, Brasil.
I hope next season to be more exciting, silly seasons bring new drivers to their new teams, more team preparations and will the penalty impact Red Bull’s performance? Although I believe they still are the main title contender. By the way, #DankeSeb
Saya harap musim depan akan lebih exciting, dengan perpindahan pembalap ke tim baru, persiapan tim yang lebih matang dan pengaruh hukuman penalti kepada Red Bull, meskipun saya yakin mereka tetap jadi salah satu penantang gelar.
Tool:
1. Figma
Source :
1. https://lnkd.in/gx849NYg
